Rabu, 30 Oktober 2013

Angklung




Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
Asal-usul
Dalam rumpun kesenian yang menggunakan alat musik dari bambu dikenal jenis kesenian yang disebut angklung dan calung. Adapun jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah awi wulung (bambu berwarna hitam) dan awi temen (bambu berwarna putih). Purwa rupa alat musik angklung dan calung mirip sama; tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk wilahan (batangan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Angklung gubrag di Jasinaga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke Bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.
Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa Kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.
Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung dan calung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri  Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip).
Perenungan masyarakat Sunda dahulu dalam mengolah pertanian (tatanen) terutama di sawah dan huma telah melahirkan penciptaan syair dan lagu sebagai penghormatan dan persembahan terhadap Nyai Sri Pohaci, serta upaya nyinglar (tolak bala) agar cocok tanam mereka tidak mengundang malapetaka, baik gangguan hama maupun bencana alam lainnya. Syair lagu buhun untuk menghormati Nyi Sri Pohaci tersebut misalnya:
Si Oyong-oyong
Sawahe si waru doyong
Sawahe ujuring eler
Sawahe ujuring etan
Solasi suling dami
Menyan putih pengundang dewa
Dewa-dewa widadari
Panurunan si patang puluh
Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung dan calung. Perkembangan selanjutnya dalam permainan Angklung tradisi disertai pula dengan unsur gerak dan ibing (tari) yang ritmis (ber-wirahma) dengan pola dan aturan=aturan tertentu sesuai dengan kebutuhan upacara penghormatan padi pada waktu mengarak padi ke lumbung (ngampih pare, nginebkeun), juga pada saat-saat mitembeyan, mengawali menanam padi yang di sebagian tempat di Jawa Barat disebut ngaseuk.
Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung dan calung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.
Bahkan, sejak 1966, Mang Ujo—tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.
Angklung Kanekes
Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka orang badui) digunakan terutama karena hubungannya dengan ritus padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Menabuh angklung ketika menanam padi ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski demikian, masih bisa ditampilkan di luar ritus padi tetapi tetap mempunyai aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada musim menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan) angklung setelah dipakai.
Dalam sajian hiburan, Angklung biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak hujan. Mereka memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-macam lagu, antara lain: Lutung Kasarung, Yandu Bibi, Yandu Sala, Ceuk Arileu, Oray-orayan, Dengdang, Yari Gandang, Oyong-oyong Bangkong, Badan Kula, Kokoloyoran, Ayun-ayunan, Pileuleuyan, Gandrung Manggu, Rujak Gadung, Mulung Muncang, Giler, Ngaranggeong, Aceukna, Marenggo, Salak Sadapur, Rangda Ngendong, Celementre, Keupat Reundang, Papacangan, dan Culadi Dengdang. Para penabuh angklung sebanyak delapan orang dan tiga penabuh bedug ukuran kecil membuat posisi berdiri sambil berjalan dalam formasi lingkaran. Sementara itu yang lainnya ada yang ngalage (menari) dengan gerakan tertentu yang telah baku tetapi sederhana. Semuanya dilakukan hanya oleh laki-laki. Hal ini berbeda dengan masyarakat Daduy Dalam, mereka dibatasi oleh adat dengan berbagai aturan pamali (pantangan; tabu), tidak boleh melakukan hal-hal kesenangan duniawi yang berlebihan. Kesenian semata-mata dilakukan untuk keperluan ritual.
Nama-nama angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Roel yang terdiri dari 2 buah angklung dipegang oleh seorang. Nama-nama bedug dari yang terpanjang adalah: bedug, talingtit, dan ketuk. Penggunaan instrumen bedug terdapat perbedaan, yaitu di kampung-kampung Kaluaran mereka memakai bedug sebanyak 3 buah. Di Kajeroan; kampung Cikeusik, hanya menggunakan bedug dan talingtit, tanpa ketuk. Di Kajeroan, kampung Cibeo, hanya menggunakan bedug, tanpa talingtit dan ketuk.
Di Kanekes yang berhak membuat angklung adalah orang Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero). Kajeroan terdiri dari 3 kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Di ketiga kampung ini tidak semua orang bisa membuatnya, hanya yang punya keturunan dan berhak saja yang mengerjakannya di samping adanya syarat-syarat ritual. Pembuat angklung di Cikeusik yang terkenal adalah Ayah Amir (59), dan di Cikartawana Ayah Tarnah. Orang Kaluaran membeli dari orang Kajeroan di tiga kampung tersebut.
Angklung Dogdog Lojor
Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan Sukabumi, Bogor, dan Lebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi. Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung adat. Pusat kampung adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh) tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.
Tradisi penghormatan padi pada masyarakat ini masih dilaksanakan karena mereka termasuk masyarakat yang masih memegang teguh adat lama. Secara tradisi mereka mengaku sebagai keturunan para pejabat dan prajurit keraton Pajajaran dalam baresan Pangawinan (prajurit bertombak). Masyarakat Kasepuhan ini telah menganut agama Islam dan agak terbuka akan pengaruh modernisasi, serta hal-hal hiburan kesenangan duniawi bisa dinikmatinya. Sikap ini berpengaruh pula dalam dalam hal fungsi kesenian yang sejak sekitar tahun 1970-an, dogdog lojor telah mengalami perkembangan, yaitu digunakan untuk memeriahkan khitanan anak, perkawinan, dan acara kemeriahan lainnya. Instrumen yang digunakan dalam kesenian dogdog lojor adalah 2 buah dogdog lojor dan 4 buah angklung besar. Keempat buah angklung ini mempunyai nama, yang terbesar dinamakan gonggong, kemudian panembal, kingking, dan inclok. Tiap instrumen dimainkan oleh seorang, sehingga semuanya berjumlah enam orang.
Lagu-lagu dogdog lojor di antaranya Bale Agung, Samping Hideung, Oleng-oleng Papanganten, Si Tunggul Kawung, Adulilang, dan Adu-aduan. Lagu-lagu ini berupa vokal dengan ritmis dogdog dan angklung cenderung tetap.
Angklung Gubrag
Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).
Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik.
Angklung Badeng
Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam. Tetapi diduga badeng telah digunakan masyarakat sejak lama dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yang berhubungan dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar abad ke-16 atau 17. Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen dan Nursaen, belajar agama Islam ke kerajaan Demak. Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah menyebarkan agama Islam. Salah satu sarana penyebaran Islam yang digunakannya adalah dengan kesenian badeng.
Angklung yang digunakan sebanyak sembilan buah, yaitu 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek. Teksnya menggunakan bahasa Sunda yang bercampur dengan bahasa Arab. Dalam perkembangannya sekarang digunakan pula bahasa Indonesia. Isi teks memuat nilai-nilai Islami dan nasihat-nasihat baik, serta menurut keperluan acara. Dalam pertunjukannya selain menyajikan lagu-lagu, disajikan pula atraksi kesaktian, seperti mengiris tubuh dengan senjata tajam.
Lagu-lagu badeng: Lailahaileloh, Ya’ti, Kasreng, Yautike, Lilimbungan, Solaloh.
Buncis
Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, di antaranya terdapat di Baros (Arjasari, Bandung). Pada mulanya buncis digunakan pada acara-acara pertanian yang berhubungan dengan padi. Tetapi pada masa sekarang buncis digunakan sebagai seni hiburan. Hal ini berhubungan dengan semakin berubahnya pandangan masyarakat yang mulai kurang mengindahkan hal-hal berbau kepercayaan lama. Tahun 1940-an dapat dianggap sebagai berakhirnya fungsi ritual buncis dalam penghormatan padi, karena sejak itu buncis berubah menjadi pertunjukan hiburan. Sejalan dengan itu tempat-tempat penyimpanan padi pun (leuit; lumbung) mulai menghilang dari rumah-rumah penduduk, diganti dengan tempat-tempat karung yang lebih praktis, dan mudah dibawa ke mana-mana. Padi pun sekarang banyak yang langsung dijual, tidak disimpan di lumbung. Dengan demikian kesenian buncis yang tadinya digunakan untuk acara-acara ngunjal (membawa padi) tidak diperlukan lagi.
Nama kesenian buncis berkaitan dengan sebuah teks lagu yang terkenal di kalangan rakyat, yaitu cis kacang buncis nyengcle..., dst. Teks tersebut terdapat dalam kesenian buncis, sehingga kesenian ini dinamakan buncis.
Instrumen yang digunakan dalam kesenian buncis adalah 2 angklung indung, 2 angklung ambrug, angklung panempas, 2 angklung pancer, 1 angklung enclok. Kemudian 3 buah dogdog, terdiri dari 1 talingtit, panembal, dan badublag. Dalam perkembangannya kemudian ditambah dengan tarompet, kecrek, dan goong. Angklung buncis berlaras salendro dengan lagu vokal bisa berlaras madenda atau degung. Lagu-lagu buncis di antaranya: Badud, Buncis, Renggong, Senggot, Jalantir, Jangjalik, Ela-ela, Mega Beureum. Sekarang lagu-lagu buncis telah menggunakan pula lagu-lagu dari gamelan, dengan penyanyi yang tadinya laki-laki pemain angklung, kini oleh wanita khusus untuk menyanyi.
Dari beberapa jenis musik bambu di Jawa Barat (Angklung) di atas, adalah beberapa contoh saja tentang seni pertunjukan angklung, yang terdiri atas: Angklung Buncis (Priangan/Bandung), Angklung Badud (Priangan Timur/Ciamis), Angklung Bungko (Indramayu), Angklung Gubrag (Bogor), Angklung Ciusul (Banten), Angklung Dog dog Lojor (Sukabumi), Angklung Badeng (Malangbong, Garut), dan Angklung Daeng yang identik dengan Angklung Nasional dengan tangga nada diatonis, yang dikembangkan sejak tahun 1938. Angklung khas Indonesia ini berasal dari pengembangan angklung Sunda. Angklung Sunda yang bernada lima (salendro atau pelog) oleh Daeng Sutigna alias Si Etjle (19081984) diubah nadanya menjadi tangga nada Barat (solmisasi) sehingga dapat memainkan berbagai lagu lainnya. Hasil pengembangannya kemudian diajarkan ke siswa-siswa sekolah dan dimainkan secara orkestra besar.


10 Tempat-Tempat Wisata Di Jepang Yang Menarik

Berikut ini adalah Daftar nama 10 tempat-tempat wisata di jepang yang menarik dan terkenal serta sudah menjadi tempat wisata favorit di jepang beserta sedikit deskripsi ulasan:

1. Kyoto



Kinkakuji (Golden Pavilion) di Kyoto


Kyoto - Dahulunya merupakan ibukota Negara Jepang dan menjadi tempat tinggal kaisar dari tahun 794 sampai dengan tahun 1868. Sekarang Kyoto hanya merupakan salah satu kota terbesar ketujuh di Jepang dengan populasi sekitar 1,4 juta penduduk. Kyoto sudah berkali-kali hancur karena banyaknya perang dan sering terjadi kebakaran selama berabad-abad, namun karena Kyoto nilai sejarahnya yang tinggi, Kyoto tidak terdaftar sebagai kota sasaran bom atom dan selamat dari serangan udara ketika Perang Dunia II. Kyoto mempunyai banyak sekali Kuil yang sampai tidak terhitung jumlahnya, Kuil di Kyoto dan tempat bersejarah lainnya yang memiliki nilai tinggi tetap bertahan hidup di kota ini sampai sekarang. Kota Kyoto juga termasuk dalam daftar kota paling indah di dunia dan juga memiliki sekitar 137 hotel.

2. Tokyo


Edo Castle Himeji


Tokyo - Merupakan ibukota di Jepang yang sekarang dan menjadi kota metropolis di dunia dengan jumplah penduduk yang sangat padat. Hal ini mnerupakan salah satu dari 47 prefektur Jepang, yang terdiri dari 23 bangsal pusat kota dan juga beberapa kota lainnya, kota dan desa yang berada di sebelah barat pusat kota. Seperti kepulauan Izu dan Ogasawara juga masih menjadi bagian dari Kota Tokyo.

Sebelum tahun 1868, Tokyo dikenal dengan nama Edo. Sebuah kota kecil dan menjadi sebuah benteng pertahanan pada abad ke-16, Edo kemudian menjadi sebuah pusat politik di Jepang pada tahun 1603 sewaktu Tokugawa Ieyasu mendirikan pemerintahan feodal di sana. Beberapa waktu kemudian, Edo tumbuh menjadi salah satu kota yang paling padat penduduknya di dunia. Ketika Restorasi Meiji tahun 1868, kaisar dan modal pindah dari Kyoto menuju Edo, yang kemudian berganti nama menjadi Tokyo ("Timur Modal"). Sebagian besar kota Tokyo hancur dalam gempa bumi besar yang terjadi di kawasan Kanto pada tahun 1923 dan ketika terkena serangan udara pada tahun 1945.
Tokyo menawarkan banyak sekali pilihan tempat belanja, budaya hiburan, dan makan pada pengunjung. Sejarah kota dapat ditemukan di kabupaten seperti Asakusa, dan dalam museum yang sangat baik, kuil bersejarah serta kebun. Tokyo juga menawarkan sejumlah ruang hijau yang menarik di pusat kota dan dalam perjalanan kereta api yang relatif singkat di pinggiran nya.

Banyak bar dan klub berjajar, Tokyo memiliki banyak gedung pencakar langit, neon, toko elektronik, dan pusat perbelanjaan, besar. Pada waktu yang sama, beberapa kuil, candi, restoran sushi, soba, pemandian umum, serta penginapan, Tokyo juga merupakan kota sejarah dan tradisi yang hidup kembali. Terdapat banyak galeri seni dan museum, tidak biasa dalam museum parasit. Dan tentu saja Ikan Tsukiji Market, dan perjalanan perahu di Sungai Sumida, serta karaoke juga populer di Tokyo.

3. Osaka


Osaka Castle Nishinomaru Garden


Osaka - Memiliki populasi kurang lebih 9 juta penduduk, Dan menjadi kota terbesar ketiga dan kedua di Jepang yang memiliki peran paling penting. Osaka sudah menjadi lokomotif ekonomi di wilayah Kansai selama berabad-abad. Osaka sebelumnya dikenal sebagai Naniwa. Sebelum Periode Nara, ketika modal yang digunakan kemudian dipindahkan dengan pemerintahan masing-masing waktu pergantian kaisar baru, Naniwa juga pernah menjadi ibukota Jepang, yang pertama dan yang pernah dikenal.

Pada sekitar abad ke-16, Toyotomi Hideyoshi memilih Osaka sebagai lokasi untuk mendirikan istananya, Setelah kematian Toyotomi Hideyoshi, Tokugawa Ieyasu memindahkan pemerintahannya ke Edo (Tokyo). Osaka memiliki kekuatan ekonomi di luar Hong Kong dan Thailand, merupakan kota yang penuh energi. Ada kuil Kyoto dan Nara yang menjadi Situs Warisan Dunia, adalah tanah suci di Koyasan. Objek wisata di Osaka yang paling populer seperti Floating Garden Observatory Osaka Aquarium dan futuristik, dan Universal Studios Jepang

4. Sapporo, Hokaido


Matsumae (Fukuyama) Castle Hokkaido


Hokkaido - Merupakan kota terbesar kedua di Jepang bagian utara dan yang paling tidak berkembang diantara empat pulau utama Jepang. Cuaca di musim dingin banyak sekali salju, suhu yang mencapai di bawah nol dan lautan yang membeku, sementara ketika musim panas tidak mendapatkan panas dan lembab seperti di bagian lain negara Jepang. Dengan keindahan alam murni nya, Hokkaido menarik pecinta alam luar, seperti pemain ski dan snowboarders di musim dingin dan pejalan kaki, pengendara sepeda dan berkemah dari bulan Juni sampai September.

Yang paling terkenal di Hokkaido adalah kota Sapporo, banyak orang yang berpikir bahwa itu adalah nama bir. Sapporo merupakan kota yang terbesar di Hokkaido. Anda dapat mencoba untuk menikmati makanan laut yang masih segar di kota ini.

5. Yokohama


Matsumoto Castle Yokohama


Yokohama - Jika Hokaido merupakan sebuah Kota yang terbesar kedua di Jepang Utara, Yokohama adalah kota yang terbesar kedua Di Negara Jepang dengan jumplah populasi lebih dari tiga juta jiwa. Jarak antara Yokohama dengan Tokyo sekitar setengah jam perjalanan waktu menuju arah selatan kota Tokyo dengan menggunakan kereta api, dan merupakan ibukota Prefektur Kanagawa.

Menjelang akhir Periode Edo sekitar tahun 1603-1867, Jepang mempertahankan kebijakan isolasi diri, pelabuhan Yokohama merupakan salah satu wilayah yang pertama dibuka untuk perdagangan luar negeri pada tahun 1859. Akibat dari semua itu adalah Yokohama semakin cepat tumbuh dari yang semula hanyalah sebuah desa nelayan kecil menjadi salah satu kota yang utama di Jepang. Sampai saat ini, Yokohama tetap populer pada kalangan ekspatriat, dan memiliki salah satu pecinan terbesar di dunia serta masih mempertahankan beberapa tempat tinggal mantan Barat yang ada di distrik Yamate.

6. Nagasaki


Shimabara Castle, Nagasaki


Nagasaki - Sebuah kota pelabuhan yang menarik dan terdapat di pulau Kyushu dengan ibukota Nagasaki Prefecture. Sebagai salah satu kota yang terdekat di Jepang port menuju daratan Asia, Nagasaki memiliki peran yang sangat penting dalam hubungan perdagangan ke luar negeri selama berabad-abad dan yang paling penting dari port yang sangat sedikit hanya terbuka secara terbatas dari pedagang asing selama masa periode isolasi Jepang.

Dalam sejarah yang baru, Nagasaki menjadi sebuah kota yang kedua setelah Hiroshima untuk dihancurkan oleh bom atom pada waktu Perang Dunia II. Meganebashi merupakan jembatan batu yang tertua Jepang. Jika Anda melihat jembatan ini akan tercermin dalam air, kenapa disebut Meganebashi karena cukup jelas. Pada Museum Bom Atom Nagasaki, Anda dapat mempelajari penderitaan setelah bom atom pada tanggal 9 Agustus 1945, sebelum kemerdekaan Indonesia.

7. Ishigaki


Toyama


Ishigaki Island - Merupakan sebuah pulau yang utama di Kepulauan Yaeyama dan menjadi pusat transportasi di kawasan tersebut. Ishigaki City, merupakan kota yang paling selatan di Jepang, pusat kota Yaeyama merupakan tempat bandara utama yang ada di wilayah ini serta terminal, perahu, dan banyak sekali hotel, toko-toko, restoran dan bar yang ada di Ishigaki Island. Laut biru dan pasir putih yang dapat Anda temukan di sekitar Ishigaki akan terasa menenangkan. saran dari yoshiewafa untuk Anda supaya mengamati terumbu karang dan ikan naik glass bottom boat tropis.

8. Kagoshima


Matsumoto Castle


Kagoshima - Merupakan sebuah kota utama yang berada daerah selatan Kyushu dengan ibukota Prefektur Kagoshima. Kota ini juga sering dibandingkan dengan sebuah kota yang ada di Italia yaitu Naples karena memiliki iklim sama ringan, pohon palem yang berjajar jalan, penduduk yang marah relatif panas dan Sakurajima, Kagoshima Vesuvius. Gunung berapi aktif, sangat mudah diakses dengan menggunakan perahu feri, jika Anda ingin melihat panorama alam yang ada di pulau Kyushu, dapat pergi menuju beberapa tempat yang ada di kota observatorium.
9. Hakodate, Hokkaido


Matsumae Castle


Hakodate - Merupakan sebuah kota terbesar ketiga di Hokkaido, dan terletak di ujung selatan pulau tersebut. Hakodate terkenal memiliki pemandangan yang indah untuk dinikmati dari Gunung Hakodate dan memiliki makanan laut yang lezat dan masih segar. Sebagai salah satu kota pelabuhan di Jepang yang pertama dan dibuka untuk perdagangan internasional setelah era isolasi negara Jepang, Hakodate sudah mengalami banyak sekali pengaruh yang terkenal dari luar negeri, serta kabupaten mantan perumahan penduduk negara asing dan benteng dengan memiliki gaya Barat antara atraksi utama dan wisata.

Onuma Park merupakan sebuah taman nasional kuasi yang indah, danau pulau bertitik, berjarak hanya sekitar setengah jam di arah utara Hakodate dan juga membuat sepanjang perjalanan antara Hakodate dan Sapporo lebih baik. Tanpa harus pergi menuju Hakodate ketika musim bunga ceri pada bulan Mei, jika Anda melihat matahari yang terbenam dari Mt itu Anda pasti juga terpikat dengan panorama alam Hakodate. Hakodate dikelilingi oleh laut, yang juga terkenal dengan makanan lautnya yang segar. Bangun pagi-pagi, cobalah sarapan pagi dengan semangkuk seafood yang dapt Anda temui di pasar dekat Stasiun Hakodate.

10. Kobe, Prefektur Hyogo


Himeji Castle Kobe


Kobe - Merupakan ibukota dari Prefektur Hyogo dan menjadi salah satu dari sepuluh kota terbesar di Jepang. Kobe juga dianggap salah satu kota di Jepang yang paling menarik karena Lokasinya di antara laut dan pegunungan Rokko.  Kobe sudah menjadi kota pelabuhan yang berperan penting selama berabad-abad. Di antara yang pertama dibuka untuk perdagangan Internasional pada abad ke-19 di samping pelabuhan Yokohama, Nagasaki, Hakodate dan Niigata.

Tahun 1995, Kobe dilanda bencana Gempa Besar Hanshin-Awaji, yang menewaskan lebih dari 5000 orang dan menghancurkan puluhan ribu bangunan. Sekarang kota ini sudah dibangun kembali, namun tanda-tanda akan terjadinya beberapa peristiwa yang mengerikan tetap masih terbayang. Pemandangan pelabuhan yang dapat dilihati dari Pegunungan Rokko menghadap Kitano tua yang eksotis, ada beberapa hal yang menarik wisatawan untuk menghabiskan waktu liburan di Kobe. Selain itu, wisata sejarah, seperti budaya dan Arima Onsen, sudah sangat terkenal. Keindahan utamanya dapat Anda lihat ketika malam hari.

Cara Membuat Boneka Danbo Lengkap



Nama Danbo memang terdengar asing. Danbo berasal dari kata ''Danboard'' artinya papan karton atau kardus. Boneka kardus ini adalah kreasi komikus Jepang, Azuma Kiyohiko. Danbo kini semakin terkenal di Asia termasuk Indonesia.
Siapkan Bahan dan Alat yang diperlukan
-Kertas concorde / glossy
-Penggaris
-Gunting
-Silet karter
-Lem Kertas/Uhu

Download Pola danbo :
Silahkan save lalu print di kertas concorde / glossy

Langkah-Langkah Membuat Boneka Danbo

No 1 Dibentuk Menjadi kepala Danbo



No 16 Dibentuk Menjadi Tangan Danbo


No 8 Dibentuk Menjadi Badan Danbo



No 3  Dibentuk sesuai pola , Kemudian di rekatkan pada tangan danbo / pada no 16



No 6 Dibentuk sesuai dengan pola
dan membuat bagian seperti tabung, sebagai engsel penggerak pada tangan Danbo dan No. 07 untuk penutupnya. Setelah itu, untuk tempat engselnya di gunakan pola No. 09



Gabungkan Tangan denga tempat Engsel yang telah anda buat .



Setelah itu Gabungkan Tangan dengan badan danbo ( no 8 )



Bentuklah tabung dari No. 15, sebagai penutup tabung gunakan lingkaran pada No. 14. Kemundian gabungkan tabung-tabung tersebut dengan pola No. 13. Ini adalah sebagai engsel pada kepala.



Gabungkan pola No 12 dengan engsel kepala.




Rekatkan engsel kepala tersebut pada bagian badan Danbo.



Rekatkan bagian kepala ke engsel kepala tersebut.



No 2 Dibentuk menjadi kaki kaki danbo



Buatlah engsel pada kaki dengan membentuk tabung pada pola No. 17, dengan lingkaran penutup No. 5. Gabungkan kedua kaki dengan engsel tersebut.



Rekatkan kaki yang sudah jadi di bagian dalam badan Danbo tersebut.